STUDI
KEPUSTAKAAN
A.
Pengertian studi kepustakaan ( Library Research).
Studi
kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk memperoleh informasi
dari penelitian terdahulu yang harus dikerjakan, tanpa memperdulikan apakah
sebuah penelitian menggunakan data primer atau data sekunder, apakah penelitian
tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun laboratorium atau didalam
museum.
Pengertian
studi kepustakaan menurut beberapa Ahli yaitu:
Menurut
M. Nazir dalam bukunya yang berjudul ‘Metode Penelitian’ mengemukakan
bahwa
yang
dimaksud dengan:
“Studi
kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan
terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan
yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.”(Nazir,1988: 111).[1]
Selanjutnya
menurut Nazir (1998 : 112) studi kepustakaan merupakan langkah yang penting
dimana setelah seorang peneliti menetapkan topic penelitian, langkah
selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan
dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber
kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian
(tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran
dll). Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera
untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena
itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti: mengidentifikasikan teori
secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi
yang berkaitan dengan topik penelitian.
Studi
kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu
penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti
dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti
dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada
kaitannya dengan penelitiannya. Dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan
semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.
Untuk
melakukan studi kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu tempat yang tepat
guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan,
dibaca dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan (Roth 1986). Seorang peneliti
hendaknya mengenal atau tidak merasa asing dilingkungan perpustakaan sebab
dengan mengenal situasi perpustakaan, peneliti akan dengan mudah menemukan apa
yang diperlukan. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan peneliti
mengetahui sumber-sumber informasi tersebut, misalnya kartu katalog, referensi
umum dan khusus, buku-buku pedoman, buku petunjuk, laporan-laporan penelitian,
tesis, disertasi, jurnal, ensiklopedi, dan bahan-bahan khusus lain. Dengan
demikian peneliti akan memperoleh informasi dan sumber yang tepat dalam
waktu yang singkat.
B.
Empat ciri utama studi kepustakaan :
setidaknya
ada empat ciri utama penelitian kepustakaan yang perlu diperhatikan oleh
mahasiswa atau calon peneliti dan keempat ciri itu akan mempengaruhi sifat dan
cara kera penelitian yaitu:[2]
1.
Peneliti berhadapan langsung dengan
teks (nash) atau data angka dan bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan
atau saksi mata (eye witness) berupa kejadian, orang, atau benda lainnya. Teks
memiliki sifat-sifatnya sendiri dan memerlukan pendekatan tersendiri pula.
kritik teks merupakan metode yang biasa dikembangkan dalam studi fisiologi,
dll. Jadi perpustakaan adalah laborat peniliti kepustakaan dan karena itu
teknik membaca teks ( buku, artikel, dan dokumen) menjadi bagian yang
fundamental dalam penilitian kepustakaan.
2.
Data pustaka bersifat siap pakai
(ready mode): peneliti tidak kemana-mana kecuali hanya berhadapan langsung
dengan bahan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan.ibarat orang belajar
naik sepeda, orang tak perlu membaca buku artikel atau buku tentang bagaimana
teori naik sepeda, begitu pula halnya dengan riset pustaka. Untuk melakukan
riset pustaka, orang tidak perlu menguasai ilmu perpustakaan. Satu-satunya cara
untuk belajar menggunakannya perpustakaan dengan tepat ialah langsung
menggunakannya. Meskipun demikian, calon peneliti yang ingin memanfaatkan jasa
perpustakaan, tentu masih perlu mengenal seluk-beluk studi perpustakaan untuk
kepentingan penelitian atau pembuatan makalah.
3.
Data perpustakaan umummnya sumber
sekunder artinya: bahwa peniliti memperoleh bahan dari tangan kedua dan bukan
data orisinil dari tangan pertama di lapangan.
4.
Bahwa kondisi data pustaka tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu. Peneliti berhadapan dengan info statis: tetap
artinya kapanpun Ia datang dan pergi data tersebut tidak akan berubah karena ia
sudah merupakan data “mati” yang tersimpan dalam rekaman tertulis (teks, angka,
gambar, rekaman tape atau film).
Sistematika
dalam studi literature dimaksudkan sebagai proses penelitian dengan menggunakan
metode, pendekatan, cara, serta alat analisis dengan terancang dan diterapkan
dengan tepat.
Mengenai
alat analisi yang harus digunakan tentu saja pendekatan dengan studi
kepustakaan ini berbeda pola kerjanya bila dibandingkan dengan studi Non
pustaka. Alat-alat analisis dalam studi kepustakaan adalah :[3]
1.
Analisi komparasi yaitu : dengan cara membandingkan objek penelitian dengan
konsep pembanding. Dalam penelitian ini akan dihasilkan 2 kemungkinan:
1.
Simpulan menyatakan bahwa konsep
yang diteliti sama dengan konsep pembandingnya, dan
2.
Simpulan yang diteliti menyatakan
ketidaksamaan.
Tujuan
utama penelitian semacam ini adalah membandingkan apakah kasus yang diteliti
mempunyai kesamaan dengan konsep pengujinya.
2.
Analisis historis yaitu : dengan cara melakukan analisis kejadian-kejadian
dimasa yang lalu untuk mengetahui kenapa dan bagaimana suatu peristiwa itu
telah terjadi. Hasil yang ditemukan bermanfaat untuk menentukan apakah rentetan
kejadian tersebut sangat penting untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
C.
Sistem Klasifikasi Perpustakaan
Sulistyo
Basuki (1991) mengatakan bahwa klasifikasi berasal dari kata Latin “classis”.
Klasifikasi adalah proses pengelompokan, artinya mengumpulkan benda/entitas
yang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Secara umum dapat
dikatakan bahwa batasan klasifikasi adalah usaha menata alam pengetahuan ke
dalam tata urutan sistematis.[4]
Towa
P. Hamakonda dan J.N.B. Tairas (1995) mengatakan bahwa klasifikasi adalah
pengelompokan yang sistematis daripada sejumlah obyek, gagasan, buku atau
benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri
yang sama
Secara
umum, klasifikasi bahan pustaka terbagi dalam dua jenis, yaitu:
1.
Klasifikasi
artifisial
(artificial
classification)
berdasarkan
sifat-sifat/ciri-ciri fisik yang secara kebetulan ada pada bahan pustaka
tersebut.Misalnya,berdasarkan warna
buku atau tinggi buku.
2.
Klasifikasi fundamental (fundamental
classification)
berdasarkan
isi atau subjek buku, yaitu sifat yang tetap pada bahan pustaka meskipun bentuk
fisiknya berganti-ganti atau formatnya diubah.
System
klasifikasi perpustakaan yang paling umum digunakan yaitu:
a.
System library of congress.
Ø
Klasifikasi besar (kelas utama) dinyatakan dengan huruf dan klasifikasi spesifiknya
dinyatakan dengan angka.
Kelas
Utama menurut sistem Library of Congress yaitu:
b.
sistem Dewey ( Dewey decimal clasificasi system).
Diciptakan
oleh seorang pustakawan Ambhers College bernama Melvil Dewey (1851–1931).
Ada
10 kelas utama dalam klasifikasi Dewey. Sistem ini membagi koleksi perpustakaan
dalam 10 kelompok utama yang dirinci secara sistem desimal menjadi 1000
kategori mulai dari No 000 a.d. 999. ke 10 kelompok utama.
D.
Alat Bantu Bibliografis
Berbagai
macam jenis koleksi perpustakaan yang disebutkan diatas diklasifikasikan,
disimpan dan dipajang dalam system klasifikasi tertentu. Tetapi apapun system
yang dipakai, mahasiswa atau calon peniliti sebaiknya mengenal bebrapa koleski
terpilih, yang dalam studi pustaka disebut alat bantu bibliografis.[5]
1.
Buku-buku referensi ( reference books) yaitu koleksi buku yang memuat info
spesifik dan paling umum serta sering dirujuk untuk keperluan cepat. Biasanya
tidak untuk dibaca tamat secara keseluruhan, melainkan hanya untuk kebetuhan
mencari jawaban tentang suatu persoalan secara singkat dan terfokus. Yang
Buku-buku referensi antara lain:
a.
Kamus ( kamus umum dan khusus menurut displin tertentu).
b.
Ensiklopedi ( umum dan khusus).
c.
Sarana bibliografis dalam bentuk indeks dan abstrak,serta bibliografi khusus
dalam bentuk tercetak, seperti Indeks Biologi dan Pertanian Indonesia, Abstrak
Hasil Penelitian Pertanian Indonesia, Bibliografi Karet, Bibliografi Khusus
Cengkeh, Gulma, dan PerananWanita.
d.
Sarana bibliografi elektronis dalam bentuk CD-ROM (AGRICOLA, KBI, Tropag &
Rural), disket data (CCOD), serta indeks dari basisdata e journal fulltext
seperti TEEAL (off-line) dan Pro-Quest (online).[6]
2.
Bibliografis buku-buku teks.
Setiap
disiplin ilmu/ sub disiplin ilmu tertentu pastilah memiliki buku standar
dibidangnya/ buku rujukan yang khusus mengenai aspek tertentu, seperti buku
tentang studi islam di Indonesia dapat dilihat misalnya buku klasik karya Dr.
G.F. Pijper, studien over De Geschiedens Van de islam in Indonesia,
(1900-1950), ( leiden.E.J, Brill 1977).dll
3.
Indeks dokumen
perpustakaan
besar yang standar biasanya juga menyimpandokumen-dokumen yang telah
diterbitkan. Ada dokumen resmi pemerintah dan dokumen swasta/pribadi. Laporan
resmi pemerintah daerah seperti sumatera barat dalam angka yang diterbitkan
tiap tahun oleh (pemda) Bapeda sumatera barat hanya salah satu contoh saja.
4.
Indeks manuskrip.
Adalah
semua naskah yang belum diterbitkan, termasuk dokumen laporan penelitian dan
naskah kuno local/ copy transkip dari dokumen sejarah lama. Perpustakaan
perguruan tinggi juga menyimpan manuskrip berupa karya kesarjanaan berupa
skripsi, tesis dan disertasi.
E.
Langkah-langkah dalam studi kepustakaan:
Ada
dua langkah yang harus ditempuh oleh seorang peneliti dalam melakukan
penelitian studi pustaka yaitu:[7]
Mendaftar
semua variable yang perlu diteliti.
Mencari
setiap variable pada "subject encyclopedia".
Memilih
deskripsi bahan-bahan yang diperlukan dari sumber-sumber yang tersedia.
Memeriksa
indeks yang memuat variable-variabel dan topik masalah yang diteliti.
Selanjutnya
yang menjadi lebih khusus adalah mencari artikel-artikel, buku-buku, dan biografi
yang sangat membantu untuk mendapatkan bahan-bahan yang relevan dengan masalah
yang diteliti.
Setelah
informasi yang relevan ditemukan, peneliti kemudian "mereview" dan
menyusun bahan pustaka sesuai dengan urutan kepentingan dab relevansinya dengan
masalah yang sedang diteliti.
Bahan-bahan
informasi yang diperoleh kemudian dibaca, dicatat, diatur, dan ditulis kembali.
Untuk keperluan ini biasanya peneliti dapat menggunakan dua macam kartu, yaitu
kartu bibliografi (bibliography card) dan kartu catatan (content card). Agar
dapat dibedakan, kedua kartu tersebut dapat berbeda wamanya. Kartu bibliografi
dibuat untuk mencatat keterangan tentang judul buku, majalah , surat kabar, dan
jurnal. Catatan pada kartu bibliografi berisikan nama pengarang, judul buku, penerbit,
dan tahun penerbitannya. Sedangkan pada kartu catatan atau content card,
peneliti dapat menulis kutipan (quotation) dari tulisan tertentu, saduran,
ringkasan, tanggapan atau komentar peneliti terhadap apa yang telah dibaca.
Dalam
langkah terakhir,yaitu proses penulisan penelitian dari bahan-bahan yang telah
terkumpul dijadikan satu dalam sebuah konsep penlitian.
F.
Tujuan Studi Kepustakaan
Peneliti
akan melakukan studi kepustakaan, baik sebelum maupun selama dia melakukan
penelitian. Studi kepustakaan memuat uraian sitematis tentang kajian literatur
dan hasil penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang
akan dilakukan dan diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir dari bidang ilmu
tersebut (the state of the art). Studi kepustakaan yang dilakukan sebelum
melakukan penelitian bertujuan untuk:[8]
1.
Menemukan suatu masalah untuk
diteliti.
2.
Mencari informasi yang relevan
dengan masalah yang akan diteliti.
3.
Mengkaji beberapa teori dasar yang
relevan dengan masalah yang akan diteliti..
4.
Untuk membuat uraian teoritik dan
empirik yang berkaitan dengan faktor, indikator, variable dan parameter
penelitian yang tercermin di dalam masalah-masalah yang ingin dipecahkan.
5.
Memperdalam pengetahuan peneliti
tentang masalah dan bidang yang akan diteliti.
6.
Mengkaji hasil-hasil penelitian
terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Artinya
hasil penelitian terdahulu mengenai hal yang akan diteliti dan atau mengenai
hal lain yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti.
7.
Mendapat informasi tentang
aspek-aspek mana dari suatu masalah yang sudah pernah diteliti untuk
menghindari agar tidak meneliti hal yang sama. (Kasihani Kasbalah, 1992 , juga
Bintarto, 1992).[9]
G.
Fungsi Studi Kepustakaan ( library research).
Studi
pustaka mempunyai tiga fungsi penting yaitu :
1.
Memberikan gambaran tentang topic
masalah kepada pembaca.
2.
Meyakinkan pembaca bahwa penulis
mengetahui banyak hal tentang topic masalah yang sedang diteliti.
3.
Mengembangkan wawasan tentang bidang
studi yang diteliti. ( Weissberg & Buker 1990 : 41-45).
H.
Hambatan dalam melakukan studi kepustakaan.
Studi
kepustakaan tidak selalu "mulus" pelaksanaannya. Beberapa hambatan
umum yang sering menyebabkan ketidak lancaran kegiatan ini antara lain:
1.
Kurangnya buku atau sumber
kepustakaan lain, terutama yang bersifat ilmiah. Sampai saat ini masih terasa sangat
kurang bahan kepustakaan ilmiah di Indonesia. Demikian pula bahan kepustakaan
ilmiah dari luar negeri juga sulit diperoleh.
2.
Kelemahan peneliti untuk memahami
tulisan-tulisan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Ketidakmampuan
membaca buku referensi dalam bahasa asing menyebabkan peneliti tidak dapat
memanfaatkan informasi ilmiah dari luar negeri. Penguasaan bahasa asing,
terutama bahasa Inggris, akan sangat membantu peneliti untuk mengikuti
perkembangan informasi ilmiah. Hasil-hasil penelitian dan teori-teori yang
sudah dikembangkan dan tertulis dalam bahasa Inggris tidak dimanfaatkan oleh
peneliti yang mau memperdalam pengetahuan yang relevan dengan bidangnya bila
dia tidak mampu membaca bahasa asing.
3.
Rendahnya minat pada banyak peneliti
untuk membaca tulisan ilmiah untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu di
bidangnya masing-masing. Kelihatannya kegemaran membaca karya ilmiah masih
perlu digalakkan agar peneliti selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu yang
ada.[10]
I.
Manfaat Studi Kepustakaan.
Dengan
melakukan kaji literature peneliti akan memperoleh beberapa manfaat yaitu:
1.
Peneliti akan mengetahui apakah
permasalahan yang dipilih untuk dipecahkan melalui penilitian belum pernah
diteliti oleh orang-orang pendahulu.
2.
Dapat mengetahui masalah-masalah
lain yang mungkin lebih menarik dibanding masalah yang sedang diteliti.
3.
Peneliti dapat melancarkan
menyelesaikan kerjaannya dengan melakukan kaji literature.[11]
Contoh
penelitian:
Studi
analisis surat Al-luqman ayat 13-19 ( pendidikan anak).
Mendaftar
semua variable yang perlu diteliti.
Variabel
:
·
surat Luqman ayat 13-19.
·
Pendidikan anak.
2.
Mencari setiap variable pada "subject encyclopedia".
a.
b.
pendidikan anak menurut surat luqman ayat 13-19.
Ibnu
Katsir r.a telah mengatakan dalam kitab tafsirnya bahwa luqman berpesan kepada
putranya sebagai orang yang paling disayanginya dan paling berhak mendapat
pemberian paling utama dari pengetahuannya. Oleh karena itulah, luqman dalam
wasiat pertamanya berpesan agar anaknya menyembah Allah semata, tidak
mempersekutukan-Nya sesuatu pun seraya memperingati kepadanya: Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar"[13]
(Luqman
berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya
Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi
Maha mengetahui
Ibnu
Katsir mengatakan bahwa seandainya amal sekecil dzarrah itu dibentengi dan
ditutupi berada didalam batu besar yang membisu atau hilang dan lenyap di
kawasan langit dan bumi, maka sesungguhnya Allah pasti akan membalasinya.
Demikianlah karena sesungguhnya Allah tiada sesuatupun tersembunyi bagi-Nya dan
tiada sebutir dzarrah pun, baik yang ada dilangit maupun dibumi, terhalang dari
penglihatan-Nya. Oleh sebab itulah, disebutkan oleh firman-Nya:[14]
“Sesungguhnya
Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.
Luqman
terus-menerus memberikan pengarahan kepada putranya dalam pesan selanjutnya.
Kisahnya disebutkan oleh firman-Nya:
Hai
anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah).
Ibnu
Katsir mengatakan dalam kitab tafsirnya: “Aqimish shalaata, dirikanlah shalat,
lengkap dengan batasan-batasan, fardhu-fardhu, dan waktu-waktunya. Wa’mur bil
ma’rufi wanha ‘anil mungkar, perintahkanlah perkara yang baik dan cegahlah
perkara yang mungkar menurut batasan kemampuan dan jerih payahmu, karena
sesungguhnya untuk merealisasikan amar ma’ruf dan nahi munkar, pelakunya pasti
akan mendapat gangguan dari orang lain. Oleh karena itulah, dalam pesan selanjutnya
Luqman memerintahkan kepada putranya untuk bersabar. [15]
Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Ash-Sha’r
artinya berpaling. Makna asalnya adalah suatu penyakit yang menyerang tengkuk
unta atau bagian kepalanya sehingga pesendian lehernya terlepas dari kepalanya,
kemudian diserupakanlah dengan seorang lelaki yang bersikap sombong.
Ibnu
Katsir mengatakan: “Janganlah engkau bersikap sombong dengan dengan meremehkan
hamba-hamba Allah dan memalingkan mukamu dari mereka bila mereka berbicara
denganmu. Dalam sebuah hadits:
كُلُّ صَعَّارٍ مَلْعُوْنٌ
“Setiap
orang yang sombong itu terkutuk.”[16]
As-Sha’aar,
orang yang sombong, karena dia hanya memperlihatkan pipinya dan memalingkan
wajahnya dari orang lain. (An-Nihayah, Ibnul Atsir, bab Sha’ara).
3.
Memilih deskripsi bahan-bahan yang diperlukan dari sumber-sumber yang
tersedia.bahan-bahan pustaka yang menyangkut dengan judul penelitian yaitu:
v
M.quraish shihab. 2000. Secercah cahaya ilahi. Bandung : PT Mizan pustaka. Hal
93-96.
v
Ahmad Mustafa Al-maragi. 1992. Tafsir Al-maragi. Semarang: Cv toha putra. Hal
133.
v
Sayyid quth. 2004. Tafsir fi zhilali qur’an. Jakarta: gema insani.
v
Syekh usamah ar-rifa’i. 2008. Tafsirul wajiz. Jakarta: Gema insane. Hal 412.
v
Abdullah bin Muhammad. 2007. Tafsir Ibnu Katsir. Bogor: Pustaka Imam Asy-
Syafi’i.
4.
Memeriksa indeks yang memuat variable-variabel dan topik masalah yang diteliti.
Setelah
semua data tentang contoh penelitian diatas,data tersebut diperiksa kembali
sebelum dilakukan proses penelitian.
5.
Mereview semua bahan pustaka.
Pengajaran
yang diabadikan Al-qur’an setelah dalam ayat sebelumnya Al-qur’an menegaskan
bahwa sebagian dari hikmah yang dianugerahkan kepada Luqman itu adalah perintah
untuk bersyukur atas nikmat-Nya. Tentu saja salah satu nikmat tersebut adalah
anaknya, dan mensyukuri kehadiran anak adalah dengan mendidiknya.[17]
Telah
dibahas diatas tentang bagaimana cara Luqman mendidik anaknya dengan sangat
hati-hati sekali dan menasehatinya dikala anaknya lalai dalam kesehariannya.
Dibuktikan pada ayat 13 disebutkan bahwasanya Luqman memberikan pelajaran
kepada anaknya agar tidak memepersekutukan Allah swt, Dialah yang Maha
Esa Maha Agung pencipta seluruh alam raya ini beserta isinya yang patut
disembah, sebegaimana tertera dala Q.S Al-Ikhlas: 1-4
Kemudian
dijelaskan pada Surat Al-luqman ayat 16 sampai 19.
[1] M.
nazir,2003. metode penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, cet.ke-5. Hal 27.
[2] Mestika
zed. 2008. Metodo penelitian kepustakaan. Jakarta: yayasan obor Indonesia. Hal.
4-5
[3]http://books.google.co.id/books/about/Metode_penelitian_kepustakaan.html?id=iIV8zwHnGo0C&redir_esc=y
23 desember 2011 pukul 15:40
[4] Ibid hal
59-62
[5] Mestika
zed. 2008. Metodo penelitian kepustakaan. Jakarta: yayasan obor Indonesia.hal
10-16.
[6] Sukardi.
2009. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: PT Bumi aksara.hal 35-37.
[7] Mestika
zed. 2008. Metodo penelitian kepustakaan. Jakarta: yayasan obor Indonesia,hal
16-23.
[8] Sukardi,
2009, metodologi penelitian pendidikan, PT Bumi askara: Jakarta hal: 78-80 cet.
6
[9] Kasbolah,
Kasihani. "Studi kepustakaan", artikel Forum Penelitian, 4(1-2),
1992: 179-185.
[10] Sumber:
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2052194-studi-kepustakaan-iii/#ixzz1dUIQURmL
tanggal 15 desember 2011 pukul 10:35
[11]
Nasution.2003. Metode research. Jakarta: Bumi aksara hal 54.
[12]
http://www.dudung.net/quran-online/indonesia/31. tgl 02 januari 2012 pukul:
19:49.
[13] Bukhari,
Kitab Ahaditsil Anbiya, hal 3110.
[14] Abdullah.
2004. Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 6. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
[15] Abdullah
bin Muhammad. 2007. Tafsir Ibnu Katsir. Bogor: Pustaka Imam Asy-
Syafi’i.
[16] Tafsir
Qurthubi 14/70
[17] M.quraish
shihab. 2000. Secercah cahaya ilahi. Bandung : PT Mizan pustaka. Hal 95.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar